Rumus Pertemanan

Friendship

Why do we always fight?
Katanya temen. Kok berantem mulu?

Katanya temen. Kok nyalah-nyalahin?
Kuat nemenin?

Betah ngeladenin?
Ga cape dengerin ceritanya mulu?

Ga cape ujung-ujungnya ribut?
Penetrasi yang paling sulit menurut saya itu pada tahap 1 dan 2. Saat berhasil sampai ke tahap akhir, ga kebayang bagaimana dulu bisa kenal dan gimana memulainya. Ga nyangka bisa sampai sini.
Nah, saat udah kenal. Pasti ada potensi-potensi depenetrasi. Kita harus punya cara untuk mempertahankan pertemanan kita, selama itu masih memungkinkan dan selagi Allah mengizinkan.

Kalau kita ga suka sama seseorang. Itu masalah kita, bukan masalah dia. Mungkin ada yang salah sama diri kita. Mungkin kita kurang memahami dan mengerti dia. Karena kita ga pernah tau apa yang sebenarnya dia hadapi. Dan kita tidak berhak untuk menghakimi. Jangan gampang nyuruh orang lain introspeksi tapi sendirinya enggak.
Kalau dia memang ditakdirkan untuk jadi teman kita, pasti dia kembali.
Masalah kecil yang masih terhitung konflik produktif, seharusnya ga perlu dibesar-besarkan. Selesaikan, karena kalian sudah sama-sama besar.

Jangan karena hal itu kau membuat teman mu merasa bersalah. Akhirnya lempar-lemparan masalah. Satunya minta dimengerti, satunya juga. Kata ‘maaf’ cuma jadi rangkaian alfabet semata. Kalau temen kamu marah, mungkin dia lagi lelah untuk terus mengerti kamu. Ga peka-peka untuk ngerti balik. Padahal, rumus pertemanan bukan kamu+aku= kamu, tapi kamu+aku= kita.

Kalau temen kamu bicarain hal itu terus, diulang-ulang sampai terlihat menyedihkan. Mungkin mereka benar-benar butuh solusi dan perhatian. Mungkin dengan membicarakannya bisa membuat dia nyaman. Tapi, hati-hati. Jangan terus ikuti arusnya, terhanyut angan sungguh membahayakan. Kamu harus membantunya menepi sejenak untuk membangun kapal yang lebih kuat. Agar nanti dia mampu berlayar sendiri, bahkan tanpa mu. Katakan bahwa arusnya deras, tapi dirinya pasti berhasil karena dirinya kuat.

Manusia, gak luput dari kesalahan. Yang penting bagaimana kita belajar dari kesalahan itu supaya makin kuat. Adanya masalah bukan untuk memisahkan kita, tapi sebagai ujian apakah pertemanan kita cukup kuat untuk naik tingkat.

#Teman

Analogi Tukang Jahit

Analogi

Kau perlu pergi ke tukang jahit kan untuk membuat baju-baju itu nyaman kau kenakan? Kurasa begitu juga dengan diri ini. Balik lagi ke Allah perbaiki diri. Sampai Allah kembali mempertemukan, sampai sekiranya kalian sudah pantas satu sama lain. Lalu kalian akan senang kerana telah terasa nyaman.

 

Kalau memang sudah dibawa ketukang jahit tapi ternyata masih belum nyaman, agaknya baju itu bukan rezeki mu. Mungkin baju itu lebih baik kau jual atau kau berikan kepada orang lain yang lebih nyaman mengenakannya. 🙂

 

Jika tak nyaman, tak perlu kekeuh dipaksakan ^^ ada buaanyak sekali baju yang masih cocok untukmu. Dan ada buanyak di antara mereka yang lebih cocok mengenakan baju yang hampir jadi milikmu. 🙂